Seseorang tidak boleh mendoakan kepada seluruh muslimin semoga Allah mengampuni dosa seluruh muslimin. Dan jangan mendoakan orang fakir semoga dia diberi seratus dinar, padahal tidak ada jalan bagi orang fakir tersebut untuk menghasilkan seratus dinar. Kemudian orang yang mendoakan itu mengatakan bahwa ucapan itu (doa) keluar dari rasa sayangnya kepada seluruh makhluk, sebab doa yang demikian tidak sesuai dengan ketentuan dari Allah syara’. Karena doanya itu seperti bercanda, milsanya: “mudah-mudahan kamu diberi mobil bis tiga,” padahal tidak ada jalan untuk menghasilkan bis tersebut.
Dan kenapa kita tidak boleh mendoakan semua muslimin diampuni segala dosanya, sebab Allah sudah berjanji akan mengisi neraka wel. Apabila diampuni semua maka tidak akan ada yang masuk ke dalam neraka tersebut. Jadi kalau kita berdoa dan istighfar untuk kaum muslimin, yaitu mudah-mudahan Allah sw meringankan siksaannya, bukan menghabiskan semua dosanya.
Diriwayatkan Imam Ghazali bermimpi di dalam tidurnya, bahwa beliau mendengar ucapan dan tidak terlihat yang berbicaranya. Menurut yang berbicara itu: “Apa kehendak Allah terhadap kamu? (membuat sesuatu terjadi)”, Imam Ghazali menjawab: “Allah swt sudah menempatkan kepadaku dihadapan-Nya.” Lalu si suara itu berkata lagi: “Disebabkan apa kamu bisa datang kepada-Ku?”, lalu Imam Ghazali berkata: “Disebabkan oleh amal-amalku”, maka kemudian yang bertanya itu berkata: “Aku tidak menerima terhadap amal-amal itu, dan pasti menerima terhadap perbuatan kamu.”
Yaitu pada suatu hari ada serangga yang turun dan datang (masuk) ke dalam tinta kalam (pena) kamu, ingin menghisap tinta itu, dan pada saat itu kamu sedang menulis. Kemudian kamu meninggalkan menulis, sehingga serangga itu mengambil bagiannya (menghisap tinta). Lalu oleh kamu dibiarkan saja karena kasihan. Lalu Allah berkata kepada para malaikat-Nya ‘berangkatlah kalian bawa ‘abdi-Ku ke surga’
Doa Agar Husnul Khatimah
Melanggengkan membaca doa: “Allaahumma akrim haadzihil ummatal muhammadiyyata bijamiili ‘awa idika fiddaraini ikraman liman ja’altahaa min ummatihii shallallaahu ‘alaihi wasallama. Adalah sebagian dari sebab-sebab jadi husnul khatimah.
Begitu juga melanggengkan doa ini, yang dibaca diantara shalat sunah shubuh dan fardhu nya: “Allaahummaghfir liummati sayyidina Muhammadin, Allaahummarham ummata sayyidinaa Muhammad, Allaahummas tur ummata sayyidina Muhammad, Allaahummajbur ummata sayyidina Muhammad, Allaahumma ashlih ummata sayyidinaa Muhammad, Allaahumma ‘aafi ummata sayyidinaa Muhammad, Allaahummah fadh ummata sayyidinaa Muhammad, Allaahummar ham ummata sayyidinaa Muhammad, rahmatan ‘aaammatan yaa rabbal ‘aalamiina. Allahummaghfir liummati sayyidinaa maghfiratan ‘aaammatan yaa rabbal ‘aalamiina, Allaahumma farrij ‘an ummatin sayyidina Muhammadin farajan ‘aajilan yaa rabbal ‘aalamiina.”
Dan sebagian dari sebab husnul khatimah mulazamah terhadap terhadap doa itu adalah: “Yaa rabba kulli syaiin biqudratika kulli syaiin ighfirlii kulla syaiin wallaa tas alnii ‘an kulli syaiin walaa tuhasibnii fii kulli syaiin wa a’tinii kulla syaiin.”
Sumber: Kitab Nashaihal ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar