Anwarus sarairu yaitu macam-macam ilmu seperti laduni dan kema’rifatan seperti mengenai Allah, yang sering disebut ilmu rububiyyah, itu wajib disembunyikannya serta oleh Allah sering ditutupi, yaitu oleh sifat-sifat kesempurnaan yang nyata/dhohir.
Kenapa ditutupi oleh Allah adalah supaya keistimewaan dari Allah itu yang merupakan rahasia, jangan sampai terlihat jelas disebut-sebut oleh tiap orang, dan jangan sampai di obral atau dimura-murah. Sebab anwarussarairu itu adalah suatu pemberian dari Allah yang sangat mulia sekali dan merupakan pangkat yang sangat tinggi. Maka hal tersebut diperintahkan untuk disembunyikan, sehingga para wali diperintahkan untuk menyamar.
Orang yang kedatangan (mendapatkan) macam-macam ilmu laduni dan kema’rifatan rabbani harus bisa menutupinya sendiri, supaya hasilnya sempurna. Jadi jangan merasa cukup dengan datangnya keutamaan dari Allah, tetapi harus terus berjuang sampai ajal menjemput dengan membawa iman dan islam, dan penuh dengan keagungan.
Jadi hati yang sudah terbiasa terus-terusan menerima cahaya, yang awalnya seperti bintang dan nantinya akan seperti matahari. Nah hati tersebut kadang sering terhalang oleh cahaya, maksudnya sebagian orang merasa cukup dengan cahaya yang sudah ada, sehingga hatinya berhenti (tidak bertambah cahayanya).
Misalnya seperti orang yang sedang naik untuk mendapatkan martabat yang tinggi, tetapi di tengah jalan sudah mendapatkan sebagian keutamaan. Nah karena sudah mendapatkan keutamaan, dia akhirnya banyak berdiam disitu. Tidak berusaha untuk naik lagi, dia merasa sudah cukup dan merasa sudah tinggi, merasa sudah mulya, sehingga disitu terhalang oleh keutamaan. Nah keutamaan yang barusan adalah suatu cahaya yang diberikan oleh Allah yang dapat menghalangi naiknya hati.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah keseratus lima puluh dua)