Taubat merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh seseorang bila dia terlanjur melakukan dosa dan kesalahan. Banyak sekali keterangan yang menerangkan mengenai keutamaan taubat ini, seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.
Nabi Muhammad bersabda, “Sesungguhnya Allah swt akan selalu menerima taubat seorang hamba selagi beum mengalami ghargharah.”
Ghargharah adalah mondar-mandirnya nyawa di tenggorokan. Artinya taubat hamba yang berdosa akan diterima selagi nyawa belum mencapai tenggorokan. Karena ketika ghargharah dia telah melihat nyata apa yang menjadi kesudahan dirinya, mendapat rahmat atau penderitaan dan kesengsaraan.
Tidaklah bermanfaat taubatnya ketika itu dan tidak bermanfaat pula imannya. Sebab syarat taubat adalah berkemauan keras untuk meninggalkan dosa dan tidak membiasakannya. Sedang kemauan itu bisa terjadi jika hal itu mungkin dilakukan orang yang bertaubat, padahal sudah tidak mungkin karena dia tidak bisa lagi.
Nabi Muhammad bersabda, “Tertulis di sekitar Arasy sebelum Nabi Adam diciptakan 4 ribu tahun sebelumnya, ‘Sesungguhnya Aku mengampuni orang yang bertaubat dan beriman serta beramal kebaikan.”
Diriwayatkan bahwa malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad. Berkatalah dia, “Ya Muhammad, sesungguhnya Allah membacakan salam kepadamu dan berfirman, ‘Barang siapa yang bertaubat dari umatmu sebelum mati kurang setahun aka diterimalah taubatnya.’
Nabi Muhammad bersabda, “Hai Jibril, setahun bagi umatku adalah banyak karena dikuasai lupa dan panjang angan-angan (merasa lebih lama di dunia).”
Maka pergilah Jibril lalu kembali dan berkata, ‘Ya Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu berfirman, ‘Barang siapa yang bertaubat sebelum matinya kurang satu bulan diterimalah taubatnya.” Nabi Muhammad bersabda, “Hai Jibril, satu bulan bagi ummatku adalah banyak.”
Pergilah Jibril lalu kembali lagi dan berkata, “Ya Muhammad, Tuhan berfirman, ‘Barang siapa yang bertaubat sebelum matinya kurang satu hari diterimalah taubatnya.’ Nabi Muhammad bersabda, “Hai Jibril, satu hari untuk ummatku adalah banyak.”
Pergilah Jibril lalu kembali lagi dan berkata, “Ya Muhammad, Tuhanmu berfirman, ‘Barang siapa yang bertaubat sebelum matinya kurang satu jam diterimalah taubatnya.’ Nabi Muhammad bersabda, “Hai Jibril, satu jam bagi ummatku adalah banyak.”
Pergila Jibril lalu kembali lagi dan berkata, “Ya Muhammad, sesunguhnya Allah membacakan salam kepadamu dan berfirman, ‘Barang siapa yang berlalu epanjang hidupnya dalam kemaksiatan dan tidak kembali kepada-Ku kcuali sebelum matinya kurang setahun, satu bulan, satu hari atau satu jam sehingga nyawanya mencapai tenggorokan dan tidak mungkin lagi dia berbicara dan mengajukan alasan (memohon ampun) dengan lidahnya dan hatinya menyesal, maka benar-benar Aku mengampunkannya.”
Dari Umar bin Khaththab, dia berkata, “Aku pernah masuk bersama Nabi Muhammad mengunjungi seorang laki-laki dari sahabat Anshar yang sedang dalam keadaan naza’ (menjelang kematian). Bersabdalah Nabi Muhammad kepadanya, ‘Bertaubatlah kepada Allah’. orang itu tidak dapat mengerjakan dengan lisannya tetapi dia memutarkan kedua matanya ke langit.
Lalu Nabi Muhammad tersenyum dan aku bertanya, ‘Apakah yang mendorongmu untuk tersenyum ya Rasulullah?’ Nabi Muhammad berkata, ‘Si sakit ini tidak dapat mengerjakan taubat dengan lidahnya dan dia mengisyaratkan pandangan matanya ke langit dan menyesal dalam hatinya. Maka berfirmanlah Allah kepada para malaikat, ‘Hai malaikat-malaikat-Ku, sesungguhnya hamba-Ku itu tidak dapat lagi bertaubat dengan lidahnya dan dia menyesal dalam hatinya. Lalu Aku tidak akan menyia-nyiakan taubatnya serta penyesalannya dengan hati itu. Saksikanlah bahwa Aku telah mengampuninya.”
Sumber: Durrotun Nasihin