Ada cahaya-cahaya yang oleh Allah diizinkan sampai ke dalam hati, dan ada cahaya-cahaya yang diizinkan oleh Allah masuk kedalam hati.
Disini akan dijelaskan tingkahnya cahaya yang diberikan oleh Allah swt yang datang kedalam hati, nah ini ada dua:
- Cahaya yang diizinkan oleh Allah swt nempel didalam hati, cahaya ini tidak bisa masuk sebab hatinya sedang dipenuhi dengan gambaran alam dunia (penuh atau sibuk dengan urusan selain Allah swt). Cahaya yang menempel di dhohirnya hati terkadang bisa musyahadah kepada Allah, dan terkadang manteng (kuat) hanya kepada dirinya. Maksudnya akan tercampur ingatannya, kadang menghadap Allah swt dan kadang menghadap kepada urusan dunia.
- Cahaya yang diizinkan masuk ke dalam hati, maka tidak dhohir di dalam hati kecuali wujudnya Allah swt. sehingga tidak ada yang dicintai dan di ibadahin, tidak ada yang dipasrahin kecuali Allah swt. Sebagian ahli ma’rifat berpendapat: “Dimana-mana terbukti keimanan nempel di dhohirnya hati, maka sering terbukti terkadang suka kepada Allah swt, atau suka kepada urusan akhirat. Dan terkadang suka kepada dunia, maka kalau masuk keimanan ke dalam hati, nantinya tidak akan suka terhadap urusan dunia. Dan sering meninggalkan hawa nafsunya, serta hatinya menghadap Allah swt.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah keseratus sembilan puluh enam)