Mengakhirkan ‘amal sholih (nanti saja ber’amalnya), nunggu waktu kosong, hal ini timbul dari buntungnya jiwa.
Artinya dimana-mana seseorang disibukkan dengan urusan dunia sehingga tidak ada waktu untuk melaksanakan ‘amal sholih, maka seharusnya diusahakan meninggalkan kesibukannya untuk melaksanakan ‘amal sholih. Sebab tidak ada manusia yang tahu batasnya umur, bisa saja besok atau lusa meninggal, sedangkan tidak ada yang bisa dibawa ke akhirat selain ‘amal yang sholih.
Siapa saja orang yang tidak ingin meninggalkan kesibukannya, terus menelantarkan ‘amal sholih, mengerjakannya nanti saja di waktu kosong (santai) dari kesibukan. Itu timbul dari buntungnya jiwa sebab sudah memilih dunia dan mengakhirkan akhirat.
Nah pekerjaan orang seperti itu bal tuatstsiruunalhayaataddunyaa wal aakhirotu khoerun wa abqoo. Dan karena mengakhirkan ‘amal (nanti saja ber’amalnya), di nanti-nanti, nunggu waktu kosong, padahal tidak tahu datangnya mati.
Apabila seseorang bersikap demikian, bisa saja dia meninggal ketika sibuk dengan urusan dunia. Rugilah dia, karena meninggal ketika tidak sedang mengerjakan ‘amal sholeh.
Sesibuk apapun kita, seharusnya ada waktu untuk mengerjakan ‘amal sholeh. Misalnya ketika kita sedang berdagang, kemudian sudah tiba waktunya sholat jumat, maka hendaknya kita meninggalkan dagangan kita terlebih dahulu dan kemudian bergegas ke mesjid. Atau misalkan juga ketika kita sedang bekerja di kantor, kemudian bergema suara adzan, maka kita harus segera melaksanakan sholat. Banyak sekali ‘amal sholeh yang bisa dilakukan oleh kita.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (Hikmah kedelapan belas)