Pada bulan sya’ban ada sebuah malam yang sangat luar biasa dan memiliki kelebihan dibandingkan hari-hari lainnya. Keutamaan ini sesuai dengan kisah Nabi Musa dan Nabi Muhammad berikut ini.
Diceritakan bahwa Nabi Isa pernah menjelajah, dilihatnya sebuah gunung menjulang tinggi. Dia menuju kesana, dia melihat sebuah batu besar berada diatas puncak gunung itu dan berwarna putih melebihi susu. Nabi Isa mengelilingi batu tersebut adan dia mengaguminya.
Lalu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Isa, “Apakah engkau suka kalau Aku perlihatkan kepadamu sesuatu yang lebih mengagumkan daripada keindahan batu itu?” Nabi Isa menjawab, “Ya.” Maka terbelahlah batu besar itu dan ternyata di dalamnya terdapat seorang kakek yang rambutnya tergelung. Di depan aorang tua itu terdapat sebuah tongkat dan di tangannya memegang sebuah anggur. Dia sedang berdiri mengerjakan shalat.
Nabi Isa kagum dan kemudian bertanya, “Hai kakek, apakah yang aku lihat itu?” Kakek itu menjawab, “Ini adalah rezekiku tiap hari.” Nabi Isa bertanya lagi, “Sejak berapa tahun engkau beribadah dalam batu besar ini?” Kakek itu menjawab, “Sudah sejak 400 tahun.” Nabi Isa berkata, “Ya Tuhanku, apakah Engkau jauga menciptakan makhluk yang lebih utama daripada orang ini?”
Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Isa, “Seandainya seorang laki-laki dari umat Muhammad menemukan bulan Sya’ban, lalu dia mengerjakan salat tanggal setengah dengan salat Bara’ah maka salat itu lebih utama di sisi-Ku daripada ibadah hamba ini selama 400 tahun.” Berkatalah Nabi Isa, “Aduhai, seandainya aku termasuk umat Muhammad.”
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda, “Jibril datang keapadaku pada malam Nisfu Sya’ban dan berkata, ‘Hai Muhammad, malam ini dibuka didalamnya semua pintu langit dan pintu rahmat. Maka berdirilah lalu kerjakanlah salat, angkatlah kepala dan kedua tanganmu ke langit.’ Akupun bertanya, ‘Hai Jibril, malam apakah ini?’ Jibrila menjawab, ‘Malam ini dibuka di dalamnya 300 pintu rahmat dan ampunan. Maka Allah akan mengampuni semua orang yang tidak menyekutukan Allah, kecuali aorang yang amenjadi tukang sihir, juru nujum, orang yang dendam, membiasakan minum khamer, melangsungkan zina atau riba, menyakiti kedua orang tua, tukang adu domba atau orang yang memutus hubungan kaum kerabat. Karena sesungguhnya mereka itu tidak akan diampuni sehingga mereka mau bertaubat atau mau meninggalkan.”
Lalua keluarlah Nabi Muhammad,a mengerjakan salat dan menangis dalam sujudnya seraya membaca, “A’udzu bika min ‘iqaaabika wa sakhatika awa laa uhshii tsanaa-an ‘alaika kamaa atsnaitha ‘alaa nafsika,a falakal ahamdu hattaa tardhaa (Akua berlindung kepada-Mu dari siksa dan kemurkaan-Mu. Aku tidak dapat menghitung pujian kepada Engkau sebagaimana Engkau memuji kepada Dzat Engkau sendiri, maka bagi-Mu segala pujia sehingga Engkau ridha.”