Disini akan dijelaskan tentang kedudukannya manusia turunan Nabi Adam di alam dunia. Yaitu menjadi peran utama, sehingga semua alam yang ada diatas bumi diciptakan untuk kepentingan manusia.
Seperti firman Allah di dalam Al Qur’an: “Huwalladzi khalaqalakum maa fil ardhi jamii’an”, Allah itu adalah dzat yang membuat semua perkara yang ada di bumi untuk kepentingan kita semua. Sedangkan diciptakannya manusia itu adalah supaya beribadah kepada Allah.
Maka dengan adanya manusia diciptakan supaya beribadah kepada Allah, sehingga sanggup memegang agama, sehingga semua hewan-hewan dan ciptaan Allah yang lainnya dijadikan untuk kepentingan manusia.
Nah manusia ini diciptakan oleh Allah swt disusun dari dua pokok, pokok kepentingan dunia dan pokok kepentingan akhirat. Berbeda dengan makhluk yang lainnya, seperti hewan yang diciptakan oleh Allah hanya sekedar untuk kepentingan dunia saja, sehingga hidupnya hanya di dunia saja. Maka keadaannya hanya sekedar dipenuhi dengan hawa nafsu saja, tidak dibarengi dengan akal yang bisa membedakan antara yang haq dengan yang batil.
Sedangkan manusia diciptakan Allah swt diberi hawa nafsu yang terasa nikmatnya di dunia, dan diberi akal untuk memikirkan kepentingan di akhirat.
Maka manusia itu untuk mendiami kepentingan akhirat, harus memerangi hawa nafsu dan kepentingan dunia. Sehingga dengan perangnya, ada orang yang masih tetap eling dengan keduniawian, seperti umumnya muslimin.
Dan ada yang bisa mengalahkan keduniawian, maksudnya bisa mengalahkan nafsunya. Nah golongan ini hatinya penuh dengan cahaya, berangkat menuju Allah swt, yaitu orang-orang ahli ma’rifat.
Keadaan manusia diciptakan tidak untuk kepentingan akhirat saja seperti malaikat, maka dengan adanya manusia diberi akal dan nafsu, tegasnya akan berbakti kepada Allah harus memerangi hawa nafsu dulu. Bila bisa mengalahkan nafsunya, maka pangkatnya lebih dari golongan malaikat, dan menjadi keadaan manusia yang ma’rifat kepada Allah. Nantinya akan masuk ke surga, dalam pangkat yang paling tinggi.
Keadaan manusia di alam dunia semuanya dibandingkan dengan makhluk lainnya, adalah paling mulya apabila bisa berbakti kepada Allah. Keadaannya yaitu seperti intan berlian yang dilingkupi seluruh alam.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah kedua ratus tiga puluh lima)