Setiap manusia pasti akan mengalami mati, dan pada akhir jaman (kiamat) mereka akan dibangkitkan kembali oleh Allah serta dikumpulkan di padang Mahsyar. Keadaan mereka berbeda-beda tergantung amal perbuatan mereka selama hidup di dunia.
Pada saat tiupan sangkakala untuk kebangkitan manusia dari kubur, dan setiap manusia sudah berada di atas kuburnya, maka datanglah kepada masing-masing amalnya. Berkatalah amal itu kepada pemiliknya, “berdirilah dan bergegaslah ke Mahsyar.” Barang siapa yang memiliki amal bagus maka dijelmakanlah amal itu baginya keledai. Lalu ada diantara mereka orang yang amalnya dijelmakan berbentuk himar dan ada pula yang amalnya dijelmakan dalam bentuk kambing, suatu ketika dia digendongnya tetapi pada ketika yang lain dilemparkannya.
Di depan masing-masing orang dari mereka ada cahaya terang, seperti lampu, seperti bintang, bulan dan ada yang seperti cahaya matahari, sesuai kadar kekuatan amalnya dan kebaikan keadaannya. Demikian di sebelah kanan mereka pun ada cahaya seperti itu. Tetapi di sebelah kiri mereka tidak terdapat nur, yang ada hanyalah kegelapan yang pekat, dan orang-orang kafir dan orang-orang yang diliputi keragu-raguan akan jatuh disana. Sedangkan orang mukmin akan memuji Allah karena nur yang diberikan Allah kepadanya dan dapat digunakannya untuk petunjuk jalan dalam kegelapan.
Lalu ada diantara manusia yang berjalan di atas kedua telapak kakinya, tetapi ada pula yang berjalan di atas ujung jari kakinya saja.
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah saw, “Bagaimana manusia kelak dikumpulkan ya Rasulullah?” beliau bersabda, “Dua orang di atas seekor unta, lima orang di atas seekor unta dan sepuluh orang di atas seekor unta.”
Semua itu terjadi karena apabila mereka bersekutu dalam sebuah amal maka Allah menciptakan untuk mereka karena amalnya itu seekor unta yang akan dikendarai mereka. Seperti kalau sekelompok orang membeli sebuah kendaraan, mereka akan bergantian naik di atasnya di jalan.
Diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki dari Bani Israil mendapat warisan dari ayahnya harta yang banyak sekali. dia membeli sebuah kebun dan disediakannya untuk orang-orang miskin. Dia berkata, “Ini kebunku kelak di sisi Allah.” diapun membagi-bagikan uang yang banyak kepada para orang lemah, serta berkata, “Aku membeli dengan uang-uang itu budak lelaki dan perempuan.”
Diapun memerdekakan budak yang sangat banyak dan berkata, “Mereka adalah pelayan-pelayanku di sisi Allah.” dan pada suatu hari dia memperhatikan seorang buta, berjalan pada suatu waktu dan merangkak pada saat yang lain. dia lalu membeli sebuah kendaraan yang dapat digunakan orang buta itu kemana mereka pergi. Diapun berkata, “Ini adalah kendaraanku di sisi Allah yang akan aku kendarai.”
Nabi Muhammad bersabda mengenai orang ini, “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya. Sungguh seakan-akan aku telah melihat kendaraan itu dan diberikan kepada orang laki-laki itu dengan melengkapi pelana dan kendali, dia naik di atasnya dan berjalan dengan kendaraan itu ke arena kiamat.”
Sumber: Durrotun Nasihin