Allah memberitahu kepada manusia di alam arwah bahwa sebenarnya Allah itu adalah raja/penguasa, sebelum Allah memerintahkan manusia untuk membaca dua kalimat syahadat. Intinya adalah harus menyatakan bahwa Allah itu adalah penguasa, dan harus menyatakan bahwa penguasa kita adalah Allah swt.
Kemudian manusia itu di alam arwah mengucapkan kekuasaannya Allah swt, dan ketika sudah berwujud manusia di alam dunia, orang-orang yang beriman kepada Allah hatinya dan asrarnya menyatakan akan keesaan Allah swt.
Di bawah ini akan dijelaskan keadaan manusia dulunya di alam arwah, diberi pengetahuan oleh Allah bahwa Dia adalah sebagai penguasa. Sehingga semuanya mengucapkan bahwa Allah itu adalah penguasa kita semua. Maka Allah swt berkata kepada semua manusia di alam arwah: “apakah Aku adalah penguasa kalian semua bukan?”, maka orang-orang menjawab di alam arwah “benar Engkau adalah penguasa kami semua”.
Jadi manusia di alam arwah itu dhahirnya ada di dalam kebersihan dan keimanan terhadap Allah, maka dimana-mana terlahir ke alam dunia ada dalam kesucian dan keimanan.
Sedangkan apabila nantinya menjadi orang yahudi, nasrani dan tetap di dalam keimanan (islam), itu tergantung dari orangtuanya.
Setelah manusia hidup di alam dunia ada yang tetap kesuciannya, dipelihara oleh ibu bapaknya. Sehingga datanglah masa baligh, menjadi muslim dan mukmin hidupnya. Maka hatinya dan asrarnya, yaitu sesuatu yang halus yang ada di dalam diri, yang sudah kedatangan cahaya atau dipenuhi dengan cahaya-cahaya, menyatakan terhadap Maha Esanya Allah swt.
Sedangkah ruh nya orang yang tidak dipelihara oleh ibu bapaknya, tidak diisi dengan keimanan dan keislaman, maka ruh nya dipenuhi dengan kotoran nafsu dan tidak mengenal Allah swt.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah kedua ratus empat puluh enam)