Terkadang terbukti kita yang kerjanya buruk, terus melihat teman kita yang lebih buruk tingkahnya daripada kita terhadap bagusnya kelakuan kita.
Penjelasan : berbahaya sekali bersahabat dengan orang yang buruk tingkahnya. Tegasnya bersahabat dengan orang dibawah kita tingkahnya itu sangat bahaya, sebab bersahabat dengan orang yang lebih jelek itu akan menutupi kita terhadap keaiban kita, maka kita akan merasa sempurna, lalu kita berprasangka bahwa kita itu bagus, menganggap baik terhadap amal kita, merasa cukup dengan tingkah yang sekedarnya, malahan sering ridho terhadap nafsu.
Sedangkan kalau kita menganggap bagus terhadap hawa nafsu, itu merupakan pokok dari tiap-tiap kejelekan, nah itu adalah bahaya yang sangat besar. Kalau kita tidak bisa bersahabat dengan orang-orang diatas kita (akhlaqnya), maka bersahabatlah dengan orang yang sama/selevel dengan kita.
Kesimpulannya adalah bahwa kita diharuskan bersahabat atau berteman dengan orang-orang sholeh, yang akhlaqnya bagus, yang bisa meredam hawa nafsunya, lebih mengutamakan akhirat daripada dunia. Karena kalau bersahabat dengan orang seperti ini akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kita, baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Sebaliknya jangan sampai kita bersahabat dengan orang yang akhlaqnya buruk, karena akan menular kepada kita. Oleh karena itu kenapa banyak para ‘ulama yang zuhud, karena mereka bergaul dengan orang-orang yang baik, berilmu dan sholeh, serta ada di lingkungan yang baik.
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (Hikmah keempat puluh lima)