Kalimat Laa ilaaha illallaahu Muhammadun Rasulullah memiliki keutamaan yang luar biasa. Kalimat ini merupakan pertanda ketauhidan seseorang, yang mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah.
Banyak sekali uraian keterangan yang menjelaskan mengenai keutamaan kalimat Laa ilaaha illallaahu Muhammadun Rasulullah. Beberapa diantaranya adalah seperti yang di bawah ini.
Dari Nabi Muhammad saw, beliau pernah duduk pada suatu hari dalam keadaan bersedih. Datanglah malaikat Jibril kepada beliau dan berkata, “Mengapa engkau bersedih hati seperti ini? Allah telah memberikan pada ummatmu lima hal yang tidak diberikan-Nya kepada seseorang sebelummu:
- Allah telah berfirman, ‘Aku ada pada sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku.’ Dan Allah tidak akan menyalahi sangkaan hamba itu.
- Orang yang ditutup celanya oleh Allah di dunia tidak dibuka-Nya di hari kiamat.
- Tidak ditutup pintu taubat pada ummatmu selama mereka belum ghargharah (nyawa di tenggorokan).
- Orang yang datang dengan sepenuh bumi dosanya tetap akan diampuni Allah setelah dia mau membaca Laa ilaaha illallaahu Muhammadun Rasulullaahi.
- Adzab akan dihilangkan dari orang-orang mati berkat doa orang-orang yang masih hidup.
Ibnu Abbas berkata, “Allah swt telah menciptakan arwah-arwah sebelum jasad dengan selang waktu 4 ribu tahun, menciptakan rezeki sebelum arwah dengan selang waktu 4 ribu tahun juga. Allah mempersaksikan Dzat-Nya dengan Dzat-Nya sendiri sebelum menciptakan makhluk, yaitu sebelum ada langit, sebelum ada bumi, daratan dan lautan. Berfirmanlah Allah, ‘Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan kecuali Dia dengan menegakkan keadilan, malaikat dan orang-orang yang memiliki ilmu juga menyatakan hal itu. Tidak ada Than kecuali Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dari Sa’id bin Jubair, dia berkata, “Di sekitar Ka’bah terdapat 360 buah berhala. Setelah turun ayat tersebut (Syahidallahu dan seterusnya) berjatuhanlah berhala-berhala itu.” Ada pula yang mengatakan bahwa ayat tersebut turun mengenai orang-orang Nasrani dalam dakwaan mereka terhadap Nabi Isa.
Al Kalabi berkata, “Datang ke Madinah menghadap Nabi Muhammad dua orang pendeta dari negeri Syam. Ketika dia melihat Madinah mereka berkata, ‘Alangkah miripnya kota ini dengan keadaan kota Nabi yang akan datang di akhir zaman itu.’
Setelah mereka masuk menghdapa Nabi Muhammad, mereka telah mengenali Nabi dengan sifat yang mereka ketahui. Bertanyalah mereka, ‘Engkau Muhammad?’ Beliau bersabda, ‘Ya, aku Muhammad dan Ahmad.’ Mereka berkata, ‘Kami akan bertanya kepadamu tentang sesuatu. Jika engkau dapat menerangkannya kepada kami tentu kami beriman dan membenarkanmu.’
Nabi Muhammad bersabda, ‘Bertanyalah.’ Mereka berkata, ‘Terangkanlah kepadaku mengenaik kesaksian terbesar dalam kitab Allah.’ lalu Allah menurunkan ayat tersebut (Syahidallaahu dan seterusnya) dan berimanlah kedua pendeta itu dan masuk islam.”
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad, “Amal-amal ini akan datang di hari kiamat untuk berhujjah dan membela serta memberi syafaat kepada pemiliknya. Datanglah shalat dan berkata, ‘Ya Tuhanku, aku adalah shalat.’ Berfirmanlah Allah swt, ‘Engkau datang dalam keadaan baik.’
Datang pula sedekah dan berkata, ‘Ya Tuhanku, aku adalah sedekah.’ Allah berfirman, ‘Ya, engkau datang dalam keadaan baik.’
Datang lagi puasa dan berkata, ‘Ya Tuhanku, aku adalah puasa.’ Allah berfirman, ‘Engkau juga datang dalam keadaan baik.’
Kemudian islam datang dan berkata, ‘Aku adalah islam dan Engkau Yang Maha Salam (Maha Pemberi Selamat).’ Allah berfirman, ‘Engkau datang dalam keadaan baik, dengan engkau Aku akan menyiksa dan dengan engkau pula Aku akan memberi anugerah.”
Allah berfirman demikian karena islam itulah yang menghimpun semua amalan itu.
Sumber: Durrotun Nasihin