Diceritakan bahwa ada seorang ahli ibadah yang telah beribadah kepada Allah dalam waktu yang cukup lama. Pada suatu hari dia mengambil air wudhu dan mengerjakan shalat. Diangkatnya kepala dan tangannya ke arah langit, berkatalah dia, “Ya Tuhanku, terimalah dariku.”
Berserulah seruan yang berseru dari Allah Yang Maha Pengasih, “Janganlah engkau berbicara, hai orang yang di laknat. Karena taatmu tertolak.”
Bertanyalah ahli ibadah itu, “Mengapa ya Tuhanku?” seruan itu berkata, “Sesungguhnya istrimu telah mengerjakan sebuah perbuatan yang menentang perintah-Ku, sedang engkau ridha kepadanya.”
Pergilah ahli ibadah itu dan bertanya kepada istrinya mengenai keadaannya. Berkatalah istrinya, “Aku telah pergi ke suatu tempat maksiat dan aku mendengarkan permainan serta meninggalkan shalat.”
Berkatalah ahli ibadah itu, “Engkau aku thalaq, aku tidak bisa menerimamu lagi untuk selama-lamanya.”
Dithalaqnya istrinya, dia kemudian mengambil air wudhu dan mengerjakan shalat dua rakaat. Diangkatnya kepala dan tangannya ke langit dan berkata, “Ya Allah, terimalah aku.” Diserulah dia, “Sekarang Aku telah menerima taatmu.”
Tanda Orang Munafik
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, “Nabi Muhammad bersabda, ‘Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu apabila dia berbicara dia akan berbohong, maka wajiblah bagi seorang mukmin yang benar dalam imannya supaya mmelihara diri dari bohong. Karena ia akan membuat kegelapan wajah di hari kiamat, sebagaimana datang dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari Abu Burdah, bahwa Rasulullah bersabda, ‘Bohong itu akan membuat kegelapan wajah.’
Yakni di hari kiamat. karena manusia apabila berkata sesuatu yang tidak terjadi maka Allah mendustakannya, dan imannya pun mendustakan pada hatinya, maka tampaklah bekasnya pada wajahnya.
Allah berfirman dalam surat Ali Imraan ayat 106, “Pada hari yang pada waktu itu wajah-wajah menjadi terang da wajah-wajah yang lain menjadi hitam gelap.”
Rasulullah bersabda, “Apabila seorang hamba berbohong maka malaikat menjauh darinya sejauh satu mil karena busuknya apa yang dikerjakannya.”
Kedua, apabila berjanji akan menyalahi. Yakni tidak memenuhi janjinya. Dan ketiga yaitu apabila dipercaya akan berkhianat. Yakni apabila diberikan sebuah amanat maka dia akan berkhianat.
Setiap muslim hendaklah tidak melakukan perbuatan-perbuatan tercela seperti yang tersebut di atas (tanda munafik).
Allah telah berfirman kepada para ruh-ruh manusia di alam arwah dalam surat Al A’raaf ayat 172, “Bukankan aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, ‘Betul, Engkau Tuhan kami.”
Mereka telah berikrar dengan Ketuhanan-Nya. Lalu Allah mengambil perjanjian atas mereka dan mereka pun berjanji untuk berbuat teguh (lurus) dalam memegang perjanjian itu. Jika seorang hambamerusak ikrarnya itu di alam ini maka berarti dia bohong dan menyalahi janjinya.
Demikian pula halnya dengan amanat, sebagaimana ia berlaku di antara sesama hamba maka ada pula amanat antara hamba dengan Allah swt. karena Allah telah memberikan amanat kepada manusia, yaitu perintah taat dan ibadah. Maka barang siapa yang memenuhi taat dan ibadah itu maka dia benar-benar telah memenuhi amanat, dan barang siapa yang meninggalkan maka benar-benar telah mengkhianati amanat itu.
Sumber: Durrotun Nasihin