Ilaahii annal qadhaa a wal qadara ghalabnii wa innal hawaa biwa tsaa iqissyahwati assirnii fakun antan nashiiralii hattaa tanshuranii.
“Ya Allah, sebenar-benarnya qdha dan qadar (penentuan dan pelaksanaan) itu sudah menimpaku (menutupi). Dan hawa nafsu yang dibarengi dengan talinya syahwat sudah mengikatku (sudah menggodaku). Semoga Engkau menolongku untuk mengalahkan segala rintanganku. Semoga Engkau menolong kepada selainku disebabkan aku. Dan semoga Engkau menjadikan aku kaya dengan sebab-Mu. Sehingga aku kaya karena Engkau, dan aku tidak membutuhkan meminta kepada selain-Mu.
Dalam doa diatas menerangkan meminta pertolongan kepada Allah, supaya menginjak jalan yang diridhai oleh Allah swt, dalam menghadapi qadha dan qadar-Nya, dan dalam menghadapi talinya syahwat. Sebab banyak ‘azam terhadap tho’at, sedangkan Allah menentukan tentang tidak akan adanya tho’at dan banyak merencanakan maksiyat, tetapi tidak dikehendaki (membuat itu tidak terjadi). Maka tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.
Selain itu doa diatas juga menginginkan tentang keiiginan diberi kekayaan dengan fadhalnya Allah, sehingga tidak membutuhkan untuk meminta-minta. Hanya sibuk untuk berbakti kepada-Nya, dan hanya kepada Allah meminta untuk menjadi kaya.