Keterangan menurut sebagian ulama bahwa sebenar-benarnya ahli ma’rifat itu cita-citanya adalah memuji kepada Allah. Maksudnya adalah yang dituju oleh ahli ma’rifat yaitu memuji kepada Allah, terhadap kebaikannya (kebagusannya) sifat-sifat Allah.
Dan cita-citanya tukang tapa’ adalah berdoa, maksudnya yang dituju oleh orang yang menghindar (memalingkan diri) dengan hatinya dari kelebihan dunia, dan merasa cukup hanya dengan sekedar yang dibutuhkannya dari dunia tersebut. Berdoa dengan merendahkan diri dihadapan Allah dengan melakukan permohonan, meminta terhadap perkara yang ada di Allah dalam kebaikan.
Kenapa seperti itu, karena cita-citanya ahli ma’rifat adalah menuju kepada penguasanya (Allah), bukan terhadap ganjarannya, dan bukan terhadap surganya.
Sedangkan cita-citanya ahli tafa’ yaitu kemanfaatan dirinya, yaitu ingin mendapatkan ganjaran dan ingin masuk ke dalam surga.
Maka itu bedanya antara orang yang cita-citanya menginginkan bidadari, dengan orang yang cita-citanya ingin dibukakan dari tutup-tutup jalan ma’rifat kepada Allah.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar