Menurut Sayyidina Ali Radhiyallaahu ‘anhu bahwa ada empat perkara yang walaupun jumlahnya sedikit, tetapi sebenarnya jumlahnya banyak. Maka menjadi madharat (menyulitkan) bagi orang-orang dengan empat perkara tersebut.
Yang pertama adalah kesakitan atau rasa sakit, yang kedua fakir atau tidak adanya perkara yang dibutuhkan, yang ketiga api, dan yang keempatnya musuh. Maksudnya keinginan untuk memadharatkan apabila tetap ada di dalam hati.
Rasulullah saw bersabda: “Pokoknya akal setelah beriman kepada Allah adalah menyayangi orang-orang (sesama)”.
Nabi Sulaiman ‘alaihis salam berkata kepada putranya: “Jangan menghitung banyak apabila kamu memiliki sahabat seribu orang, seribu itu terbilang sedikit (masih kurang). Dan jangan menghitung sedikit apabila kamu memiliki musuh satu orang, karena walaupun hanya satu tetapi itu terbilang banyak.”
Sayang atau rasa mengasihi kepada sesama manusia, baik itu kepada keluarga sendiri, kerabat, sahabat, ataupun orang lain, merupakan sebuah hal yang sangat bagus dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. Apabila semua orang bisa bersikap seperti ini, maka dunia ini akan damai, indah, dan tidak terjadi pertikaian atau persaingan yang berlebihan, serta tidak ada lagi perang.
Biasanya kita semua bangga apabila memiliki sahabat yang banyak, padahal sebenarnya hal tersebut dicela oleh agama, karena sebenarnya sahabat yang banyak itu masih kurang. Begitupun juga sebaliknya, kita jangan menganggap remeh atau enteng bila ada satu orang musuh, karena walaupun satu orang tetapi bisa bermakna banyak.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar