Inilah Alasan Kenapa Tidak Boleh Bergaul Dengan Orang Fasik

Kufur nikmat itu adalah perbuatan tercela, dan tidak mensyukuri nikmat itu merupakan tanda dari rendahnya nafsu.

Dan bercampur (berkumpul) dengan orang tidak baik (tidak menggunakan akal), yaitu orang yang menempatkan suatu perkara bukan pada tempatnya dan tahu keburukannya, itu akan menjadikan sial, artinya tidak diberkahi.

Seperti yang diterangkan oleh Imam Thabrani yang diterima oleh Basyir, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Kamu harus memutuskan rasa cinta kepada orang ahmaq”. Makna dari hadist ini adalah kita jangan bersatu (bergaul) dengan orang fasik, karena keburukan tingkahnya. Dan sesungguhnya wataknya itu sering maling, maka terkadang kita mengambil wataknya orang fasik tersebut (watak buruknya menular kepada kita).

Sifat Orang Yang Bersabar dan Bersyukur

Dan Rasulullah saw bersabda: “Ada dua sifat, siapa saja orang yang dihinggapi oleh dua sifat ini maka Allah akan menuliskan untuk orang ini tukang syukuran (orang yang bersyukur), dan tukang sabar (orang yang bersabar). Dan siapa saja orang yang terbukti tidak memiliki kedua sifat ini, maka Allah tidak akan menuliskan untuk orang tersebut sebagai tukang syukuran dan tukang sabar. Yaitu siapa saja orang yang melihat dalam bidang agama ke orang yang diatasnya (dalam ketakwaannya, dalam ilmunya, dan ma’rifatnya), lalu mengikuti orang itu kepada orang yang agamanya ada diatasnya. Dan sering melihat orang itu kepada yang dibawahnya (dalam kepemilikannya/hartanya dan dalam kesempurnaan jiwa raganya), sehingga dirinya memuji kepada Allah atas kenikmatan yang diberikan kepada dirinya. Maka orang tersebut akan dituliskan oleh Allah sebagai orang yang sering bersyukur dan bersabar.

Dan siapa saja orang yang sering melihat bidang agama, ilmu dan ketakwaannya kepada orang di bawahnya, misalnya melihat kepada orang fasik, dan dalam bidang keduniawian melihat orang yang ada di atasnya. Terus merasa prihatin hatinya, sulit dan bingung dalam perkara keduniawiannya. Maka Allah tidak akan menuliskan orang tersebut sebagai tukang bersyukur dan tukang sabar.”

Nah, hadist diatas merupakan hadist yang komplit untuk semua kebaikan.

 

Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar

 

Related Posts