Menguburkan mayat merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh umat muslim, dan hukumnya fardhu kifayah. Minimalnya/paling sedikit nya menguburkan mayat adalah se kedukan yang bisa menyembunyikan baunya mayit dan menjaga tanah tersebut dari hewan buas.
Sedangkan kesempurnaannya adalah menggali se berdiri dan selebar lengan dua atau kurang lebih 4,5 siku manusia biasa, dan disimpan pipinya mayit ke tanah (sunatnya yaitu seperti orang tidur sambil menyamping, tangan kanannya dibawah. Dan wajib dihadapkan ke arah qiblat, kecuali mayit kafir.
Apabila kita ke kuburan disunatkan nyimpen dedaunan, artinya dahan-dahan yang kecil yang hijau diatas kuburan sambil membaca fatihah atau al ikhlas, sebab dedaunan itu selagi masih basah diatas kuburan jadi menenangkan mayit.
Ada beberapa perkara yang mewajibkan mayit wajib dikeduk/digali kembali kuburannya :
- Kalau mayitnya belum diadusin/dimandiin atau ditayamuman, dan mayit tersebut belum berobah, artinya belum lama dikuburnya. Kalau mayitnya belum dibungkus tidak wajib digali lagi.
- Apabila mayit tersebut belum dihadapkan ke qiblat, dan belum berobah mayit tersebut (belum lama)
- Kalau mayitnya membawa harta (misalkan cincin), walaupun mayitnya telah berobah, tetep wajib digali lagi.
- Apabila mayitnya perempuan yang sedang hamil 6 bulan ke atas serta mungkin hidupnya (maksudnya bayi).
Diambil dari kitab Syafinatunnnaja Fiusuluddin Walfikhi karangan Abdul Mu’ti Muhammad Nawawi