Setiap manusia pasti akan mengalami musibah dan ujian dari Allah, oleh karena itu kita harus sabar dalam menghadapinya.
Diceritakan bahwa Nabi Musa pernah keluar bersama Yusya bin Nuun. Tiba-tiba ada seekor burung putih telah hinggap di atas pundak Nabi Musa.
Berkatalah burung itu, “Hai Nabi Allah, peliharalah hari ini aku dari pembunuhan.” Nabi Musa bertanya, “Dari siapa?” Burung itu menjawab, “Dari burung elang, dia hendak memakan aku.”
Masuklah burung itu ke dalam saku baju Nabi Musa, tiba-tiba datang elang dan berkata, “Hai Nabi Allah, janganlah engkau menghalangi aku dari buruanku.” Nabi Musa menjawab, “Aku akan menyembelih seekor kambing untukmu, dari kambing-kambingku.”
Elang berkata, “Daging kambing tidak aku suka.” Musa berkata, “Kalau begitu makanlah daging pahaku.” Elang berkata, “Aku tidak mau makan kecuali kedua bola matamu.”
Maka menelentanglah Nabi Musa pada punggungnya, dan datanglah elang itu serta hinggap di atas dada Musa. Dia bermaksud untuk mematuk kedua mata Musa dengan paruhnya. Berkatalah Yusya, “Ya Nabi Allah, apakah engkau harus meremehkan kedua matamu hanya dalam urusan burung ini?”
Maka terbanglah burung putih dari sakunya dan terbanglah pula elang itu mengikutinya. Kemudian keduanya datang lagi dan berkatalah seekor dari keduanya, “Aku adalah Jibril.” Yang lain berkata, “Aku adalah Mika’il.” Allah memerintahkan kami untuk mengujimu, dalam menghadapi ketentuan Tuhanmu, apakah engkau dapat bersabar atau tidak.”
Ibnul Mubarak berkata, “Musibah itu hanya satu. Tetapi apabila pemiliknya itu gelisah jadilah musibah itu dua macam: pertama musibah itu sendiri. Kedua adalah kehilangan pahala dari musibah itu, dan inilah yang lebih besar daripada musibah itu sendiri.”
Macam-macam sabar
Nabi Muhammad bersabda, “Sabar itu ada 3 macam, yaitu bersabar atas musibah, bersabar menghadapi perbuatan maksiat, dan bersabar dari perbuatan maksiat.
- Orang yang bersabar atas musibah, akan ditulis baginya 300 derajat, jarak diantara dua derajat seperti antara langit dan bumi.
- Orang yang bersabar menghadapi perbuatan taat, akan ditulis baginya 600 buah derajat, dan jarak antara dua buah derajat adalah seperti apa yang ada di antara permukaan bumi yang di atas dengan batas terakhir dari bumi terjauh.
- Dan orang yang bersabar dari perbuatan maksiat ditulislah baginya 900 buah derajat, jarak antara dua derajat adalah seperti apa yang ada di antara Arasy dan bumi.
Sumber: Durrotun Nasihin