Diceritakan bahwa pada jaman dahulu ada seseorang yang pergi ke pasar untuk membeli budak. Kemudian ditawarkan kepadanya seorang budak yang tidak memiliki cacat sedikitpun, kecuali ia suka mengadu domba, karena cacatnya itu dirasa ringan maka ia cepat-cepat membelinya. Setelah beberapa hari ia tinggal di rumah majikannya, mulailah ia membuat ulah, ia berkata kepada istri majikannya bahwa suaminya akan kawin lagi dengan perempuan lain. lalu ia menyuruh kepada istri majikannya agar mencari alat penyukur yang tajam yang nantinya akan dipergunakan untuk mencukur beberapa helai rambut leher suaminya. Jika telah berhasil dapat dipergunakan untuk mengguna-guna suaminya, sehingga mengurungkan niatnya untuk kawin lagi dan tetap setia kepada dirinya.
Tanpa pikir panjang istri majikannya itupun mempercayai perkataan budaknya, dan ia akan menjalankan apa yang disarankan oleh budaknya dengan sepenuh hati. Setelah melihat istri majikannya percaya terhadap perkataannya, maka budak itupun berganti menemui majikannya untuk menaburkan racun-racun fitnah kepadanya seraya berkata, “Istrimu sudah tidak sayang kamu lagi, bahkan ia akan membunuhmu jika kamu tidur nanti. Oleh sebab itu hendaknya tuan berhati-hati dan untuk membuktikan kebenaran keteranganku ini hendaknya tuan berpura-pura tidur.”
Akhirnya majikannya itu berpura-pura tidur, lalu datanglah istrinya dengan alat pencukur. Suaminya berkata dalam hati, “Sungguh benar apa yang dikatakan oleh budakku.” Ketika istrinya hendak memegang lehernya, maka langsung saja suaminya merebut pisau cukur itu dari tangan istrinya dan langsung disembelihkan pada leher istrinya. Maka pada pagi harinya keluarga dari sang istri tidak terima dan langsung membunuh sang suami. Setelah itu terjadilah saling bunuh membunuh antara kedua keluarga itu.