Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim melalui Abu Hurairah yang menceritakan:
Nabi Muhammad saw menjumpainya di saat ia mempunyai jinabah, lalu ia pergi tanpa sepengetahuan Nabi saw untuk mandi. Maka Nabi Muhammad merasa kehilangan dia. Ketika dia tiba, Nabi Muhammad bertanya, “kemana saja engkau, wahai Abu Hurairah?”
Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, engkau menjumpaiku disaat aku dalam keadaan berjinabah, maka aku tidak suka tidak bila duduk denganmu sebelum aku mandi.” Maka Nabi Muhammad bersabda, “Subhaanallaah (Maha Suci Allah), sesungguhnya orang mukmin itu tidak najis.”
Diriwayatkan melalui Siti Aisyah yang menceritakan:
Bahwa seorang wannita bertanya kepada Nabi Muhammad sw tentang mandi haid, lalu beliau memerintahkannya cara mandi haid melalui sabdanya, “Ambillah secarik kain dengan diberi minyak kesturi, lalu bersucilah dengan memakainya.”
Wanita itu bertanya kembali, “Bagamanakah cara aku bersuci dengannya?” Nabi Muhammad bersabda, “Ya, gunakanlah ia untuk bersuci.” Wanita itu bertanya lagi, “Bagaimanakah caranya?” Nabi menjawab, “Subhaanallah, bersucilah (dengan memakainya).”
Maka aku menarik wanita itu ke dekatku dan aku berkata, “Usapkanlah kepada bekas darah haid.”
Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Muslim melalui Anas radhiyallahu ‘anhu yang menceritakan:
Saudara perempuan Ar Rubayyi, yaitu Ummu Haritsah melukai seseorang, lalu mereka mengadukan perkaranya kepada Nabi Muhammad saw. Maka beliau bersabda, “Qishash, qishash.” Lalu Umar Rabi’ berkata, “Wahai Rasulullah, apakah engkau akan melaksanakan hukum qishash terhadap si Fulanah? Demi Allah, dia tidak boleh terkena hukum qishash.”
Maka Nabi Muhammad saw bersabda, “Subhaanallaah, hai Ummur Rubayyi’, hukum qishash merupakan keputusan kitabullah.”
Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Muslim melalui Imran ibnul Husain mengenai kisah seorang wanita yang menjadi tahanan. Lalu wanita itu sempat lolos dan menaiki unta Nabi Muhammad saw serta bernazar; jika Allah menyelamatkan dirinya, niscaya dia akan menyembelih unta tersebut. wanita itu tiba, lalu kisahnya diceritakan kepada Rasulullah saw, maka beliau bersabda:
Subhaanallaah, (Maha Suci Allah), alangkah buruknya pembalasannya.
Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Muslim melalui Abu Musa Al Asy’ari dalam hadis meminta izin untuk bersua dengan khalifah Umar. Didalam akhir hadis disebutkan:
Hai Ibnul Khaththab, jangan sekali-kali engkau menyiksa sahabat Rasulullah saw. Umar berkata, “Subhaanallaah, sesungguhnya aku hanya mendengar sesuatu, lalu aku ingin menelitinya.”
Diriwayatkan di dalam kitab Shahihain mengenai hadis Abdullah ibnu Salaam:
“Sesungguhnya engkau termasuk ahli surga.” Ia menjawab, “Subhaanallaah, tidaklah layak bagi seseorang mengatakan apa yang belum diketahui.” Hingga akhir hadis