Islam mengajarkan dan menganjurkan agar kita semua berbuat baik kepada tetangga. Banyak sekali dalil, baik dari Al Quran maupun dari hadis yang menerangkan tentang hal tersebut (berbuat baik kepada tetangga). Bahkan aad kisah hikmah mengenai hal tersebut seperti yang akan dijelaskan berikut ini
Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Abdullah bin Mubarak telah diterangkan bahwa pada suatu masa ketika dirinya mengerjakan haji, lalu tertidur di dalam Masjidil Haram, dalam tidurnya dia bermimpi bertemu dengan dua malaikat yang turun dari langit. Salah satu diantara mereka berkata kepada temannya, “Pada tahun ini berapakah orang yang mengerjakan ibadah haji?” lalu temannya menjawab, “enam ratus ribu orang.” Lalu yang satunya berkata lagi, “Untuk ibadah haji yang diterima, berapakah jumlahnya?” lalu temannya menjawab, “Tidak ada satupun dari mereka yang diterima di sisi Allah. sungguhpun demikian ada seorang lelaki dari Damaskus, tukang sepatu bernama Muwaffaq tidak datang ke Makkah untuk berhaji, tapi hajinya diterima oleh Allah, lantaran hajinya ini, maka haji orang-orang diterima seluruhnya.”
Lalu Abdullah bin Mubarak terbangun dari tidurnya, dan langsung pergi ke Damaskus, akhirnya dia sampai ke rumahnya dan bertanya kepada seorang lelaki yang keluar dari pintu, “Siapakah namamu?” jawabnya, “Muwafiq.” Lalu dia bertanya lagi, “Dengan amal perbuatan apakah sehingga kamu memperoleh derajat seperti ini?”
Kemudian di jawab oleh Muwafiq, “Sesungguhnya aku ingin menunaikan ibadah haji, tapi itu semua tidak mungkin begitu, lantaran aku orang fakir. Lalu aku mendapatkan 300 dirham dari hasil memperbaiki sepatu, lalu aku bermaksud untuk menunaikan ibadah haji pada tahun ini. Disamping itu kebetukan istriku sedang mengandung, lalu aku mencium makan dari rumah tetanggaku, lalu ia ingin makanan itu, akhirnya aku pergi ke rumah tetanggaku itu, lalu ada seorang wanita yang keluar, lalu aku memberitahu kepadanya bahwa istriku sedang mengandung dan ingin memakan makanannya, tapi wanita itu malah berkata, ‘sungguh engkau memberanikan diri untuk menerangkan keadaan keluargamu, sesungguhnya anak yatimku tidak memakan sesuatu selama tiga hari’.”
Akhirnya abdullah kembali ke rumahnya dan mengambil uang 300 dirham kemudian diberikan kepada perempuan itu seraya berkata, “Belanjakan uang ini untuk anak-anak yatimmu.” Kemudian dia berkata kepada dirinya sendiri, “sesungguhnya haji sudah berada di depan pintu rumahku, maka kemanakah aku akan berhaji.”