Diterima keterangan dari Siti ‘Aisyah r.a. bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “Apabila Allah menghendaki memasukkan ahli surga ke dalam surga, maka Allah mengutus ahli surga itu kepada satu malaikat yang membawa hadiah dan pakaian dari surga.” Surga itu berada diatas langit ketujuh dan dibawah ‘arasy.
Menurut sebagian ulama bahwa di surga itu terdapat 8 pintu gerbang, setiap satu pintu masuk 70 ribu laki-laki berjajar yang satu. Surga itu merupakan berbagai gedung yang dibangun, berbagai kamar, tiang, pemandangan untuk melihat sebagian diatas sebagiannya lagi. Dari emas, perak dan zabarjud serta zamrut, mutiara, marjan, kapur, ‘anbar, intan berlian, dan lain sebagainya.
Allah mengutus malaikat untuk memberikan hadiah cincin kepada ahli atau penghuni surga
Dimana ahli surga hendak masuk ke dalam surga, maka malaikat itu berkata, “Sebenar-benarnya ada di aku hadiah dari Allah.” Ahli surga bertanya, “Apa hadiah tersebut?” Malaikat menjawab, “Hadiah ini adalah 10 cincin, dalam cincin yang pertama bertuliskan salaamun ‘alaikum thibtum fadkhuluu haa khaalidiina, dalam cincin yang kedua bertuliskan rafa’tul kumul ahzaana walhumuuma. Maka yang namanya hazan (prihatin) adalah perkara yang hasil dari menimpanya yang tidak disukai atau karena tidak didapatkannya yang dicintai pada waktu yang sudah terlewat. Dan yang namanya hammun (bingung) adalah hasilnya perkara yang disebut tadi pada zaman yang akan datang.
Pada cincin ketiga dituliskan watilkal jannatullatii uuritstumuuhaa bimaa kuntum ta’maluuna, pada cincin keempa ditulis albasnaa kumul hulala walhuliyya. Artinya hulal adalah macam-macam pakaian, dan artinya huliyyi adalah macam-macam perhiasan dari emas, perak dan mutiara.
Cincin kelima ditulis wazawwajnaahum bihuurin ‘iinin innii jazaituhum alyauma bimaa shabaruu annahum humul faaizuuna, pada cincin keenam haadzaa jazaa ukum alyauma bimaa fa’altum minath thaa’ati, pada cincin ketujuh shirtum syubbaanan laa tahramuuna abadan. Pada cincin kedelapan shirtum aaminiina laa takhaafuuna abadan, pada cincin kesembilan wafaqtumul anbiyaa a wash shiddiiqiina wasy syuhadaa i wash shaalihiiina, dan pada cincin kesepuluh ditulis sakantum fii jiwaarir rahmaanu dzil’arsyil kariimi.
Kemudian malaikat itu berkata lagi, segeralah masuk kalian ke surga dengan selamat dari malapetaka serta ama dari ketakutan. “
Lalu mereka (ahli surga) masuk ke dalam surga sambil mengucapkan syukur, Alhamdulillaahilladzii adzhaba ‘annal hazana inna rabbanaa laghafuurun syakuurun, yang artinya segala puji adalah milik Allah yang sudah menghilangkan dari kami rasa prihatin, sebenar-benarnya Allah adalah yang banyak mengampuninya dan banyak syukurnya.
Syukurnya Allah swt kepada ‘abdi-Nya adalah dengan memuji si ‘abdi karena telah berbuat kebaikan kepada-Nya. Alhamdulillaahilladzii shadaqanaa wa’dahu, segala puji adalah milik Allah, yang sudah benar Allah kepada kami semua dalam perjanjian-Nya. Wa auratsanal ardha, dan Allah sudah mewaris, artinya memberi kepada kami semua tanah surga. Natabawwa u minal jannati haitsu nasyaa u fani’ma ajrul ‘aamiliina, yang diam kami semua di surga sesuai keinginan kami semua (di tempat mana saja yang kami inginkan). Maka itu merupakan ganjaran yang paling bagus dari amal kami semua.
Allah mengutus malaikat Zabaniyyah untuk memberikan cincin kepada ahli atau penghuni neraka
Dimana Allah akan memasukkan ahli neraka ke dalam neraka, maka dia mengutus atau menyuruh ahli neraka tersebut kepada malaikat Zabaniyyah. Menurut Syeikh Ibnu Rajab bahwa neraka itu ada di bawah bumi yang tujuh lapis, dan neraka itu sudah ada sekarang.
Rasulullah saw bersabda, “Sebenar-benarnya di neraka jahanam itu ada 70 ribu jurang, pada tiap satu jurang terdapat 70 ribu cabang, pada tiap cabang ada 70 ribu kampung. Pada tiap satu kampung ada 70 ribu rumah, pada tiap satu rumah ada 70 ribu sumur, pda tiap satu sumurnya ada 70 ribu ular, pada tiap mulutnya ular ada 7 ribu langgir (bahasa sunda), yang tidak semata-mata sampai orang kafir dan orang munafiq…………..”
Pada malaikat itu (Zabaniyyah) ada 10 cincin, pada cincin pertama ditulis udkhuluu haa laa tamuutuuna fiihaa abadan walaa tahyauna walaa takhrujuuna, pada cincin kedua khuudhuu fil’adzaabi laarahata lakum, pada cincin ketiga aiasuu min rahmatii, pada cincin keempat udkhuluuhaa fil hammi wal ghammi walhuzni abadan. Artinya ghammun adalah kebingungan yang menutupi kesenangan.
Pada cincin kelima bertuliskan libaa sukumunnaar, pakaian kalian semua adalah dari api, wa tha’aamukum az zaquumu wasyaraa bukumul hamiimu, dan makanan kalian semua adalah kayu zaqum dan minuman kalian adalah minuman neraka yang sangat panas, wamihaa dukum annaar wa ghawaa syiikum annaar.
Pada cincin keenam bertuliskan haadzaa jazaaukum alyauma bimaa fa’altum min ma’shiyatii, ini adalah pembalasan untuk kalian semua pada hari ini atas perbuatan ma’siyat kalian.
Pada cincin ketujuh bertuliskan sukthii ‘alaikum finnaari abadan. Pada cincin kedelapan bertuliskan ‘alaikumul la’natu bimaa ta’ammad tum minadz dzanuubil baairi walam tandamuu, mesti kepada kalian semua la’nat disebabkan sengaja mengerjakan perbuatan dosa besar dan tidak bertaubat serta menyesal.
Pada cincin kesembilan bertuliskan qurana ukum asy syayaathiinu finnaari abadan, teman-teman kalian semua adalah setan selamanya.
Pada cincin kesepuluh dituliskan ittaba’tumusy syaithaana wa arad tumud dunyaa wa taraktum al aakhirata fahaadzaa jazaa ukum, kalian semua sudah mengikuti ajakan setan, dan mengharapkan kehidupan dunia serta meninggalkan kehidupan akhirat. Nah ini adalah siksaan sebagai pembalasan buat kalian semua.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar