Menurut Sayyidina Utsman radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada sepuluh perkara yang paling rusak.
Pertama, orang alim/yang mengerti dalam bidang agama yang tidak ditanyakan ilmunya oleh orang lain. Artinya ilmunya tidak dipake ngaji.
Kedua, ilmu yang tidak diamalkan. Sudah berkata ba’dhul adibba’, “Ilmu itu adalah peninggalan yang paling bagus, sedangkan mengamalkannya adalah kemulyaan yang paling mulia.”
Ketiga, pendapat/aturan yang benar tetapi tidak diterima. Keempat, senjata yang tidak digunakan. Kelima, mesjid yang tidak dipakai shalat.
Keenam, Al Qur’an yang tidak dibaca. Ketujuh, harta benda yang tidak di infaq an. Kedelapan, kuda yang tidak dinaikin.
Kesembilan, ilmu zuhud ada di dalam perut orang yang mengharapkan harta dunia. Diriwayatkan bahwa sebenar-benarnya Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja orang yang tambah-tambah ilmu kebenarannya, maka tidak bertambah orang tersebut dalam perkara dunia zuhudnya. Maka tidak tambah-tambah orang tersebut dari Allah kecuali jauh dari rahmat-Nya.”
Kesepuluh, umur panjang yang tidak dipakai untuk membekali diri sebagai bekal di akhirat.
Kesimpulannya adalah, bahwa kita semua haarus bisa menarik hikmah, manfaat, dan pelajaran dari penjelasan di atas. Janganlah kita menjadi salah satu dari yang tersebut di atas.
Kita semua harus berjuang dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan rahmat, pengampunan, dan ridha dari Allah swt. Kita harus meyakini bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, dan kehidupan yang abadi adalah di akhirat.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad kar,angan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar