Rasa Sayang Kita Kepada Sesama Makhluk Bisa Menyebabkan Allah Sayang Kepada Kita
Menurut Imam Syibli bahwa dimana-mana kita bermaksud ingin merasa tenteram dengan kebahagiaan dari Allah, hati kita tuma’ninah manteng kepada-Nya. Maka kita harus mengekang atau tegang terhadap keinginan nafsu, artinya harus memutus terhadap perkara-perkara yang diinginkan oleh nafsu kita.
Diceritakan Imam Syibli ditanya ketika beliau sudah meninggal, maksudnya di dalam mimpi sebagian ulama yang bertemu dengan beliau.
Imam Syibli ditanya tentang keadaannya, maka beliau menjawab: “Sudah berkata Allah kepadaku, ‘wahai Aba Bakar apakah kamu tahu kenapa kamu diampuni oleh-Ku?’, lalu aku menjawab,’yaitu karena shalihnya amal aku.’ Lalu Allah berkata: ‘bujrahkan, Aku mengampunimu bukan karena amal kamu.’, aku menjawab,’dengan keikhlasan ibadah aku.’, Allah berkata: ‘bukan juga’, aku berkata lagi,’dengan naik haji, puasa dan shalat aku.’ Allah berkata:’bukan juga’, aku berkata lagi,’disebabkan aku hijrah, mendekatkan orang shalih dan mencari ilmu’, menurut Allah: ‘bukan’, aku berkata,’Ya Allah, karena apa Engkau mengampuni aku?’, Allah berkata: ‘apakah kamu ingat ketika kamu sedang berjalan di jalan Baghdad, lalu kamu menemukan kucing kecil yang sedang menggigil kedinginan dan diam di pojok, dikarenakan saking dinginnya. Kemudian oleh kamu kucing itu diambil karena merasa kasihan, terus memasukkan kucing itu ke suatu tempat yang terjaga untuk keselamatan kucing itu (aman).’ Lalu aku berkata,’iya, aku ingat’, Allah berkata lagi: ‘Nah, dengan adanya kamu sayang kepada kucing, maka Aku sayang kepadamu’.”
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar