Bagaimana hati akan bersinar sedangkan macam-macam gambar keindahan dunia itu menempel di cermin hati. Dan bagaimana orang yang berangkat menuju ma’rifat Allah, sedangkan hatinya dibelenggu oleh syahwat.
Bagaimana bisa mengharapkan masuk ke hadrot Allah, tegasnya musahadah ke Allah sedangkan hatinya belum bersih dari macam-macam goflah yang disamakan dengan junub. Bagaimana bisa ingin mengerti kehalusan asror, sedangkan keadaaanya tidak taubat dari dosa-dosa.
Ada beberapa sifat perlawanan yang idak bisa berkumpul selamanya, tegasnya bersinarnya hati dan iman itu tidak bisa berkumpul dengan kegelapan yang ada di dalam hati, dengan menempelnya keindahan dunia di dalam hati.
Begitu juga tidak bisa berkumpul, berangkat menuju ma’rifat Allah dengan menempuh berbagai pijakan sedangkan hatinya dibelenggu oleh syahwat. Artinya orang yang sedang dibelenggu tidak akan bisa jalan. Serta ingin tenggelam dalam ma’rifat kepada Allah yang harus bersih hati, tidak akan berkumpul dengan goflah nya (pengangguran/pekerjaan yang tidak bermanfaat) yang diserupakan dengan junub. Maka seperti orang junub, dihalangi atau tidak diperbolehkan masuk ke mesjid.
Dan ingin mengerti dari imannya asror, itu juga tidak bisa berkumpul dengan membiasakan berdosa. Kalau ingin ilmu laduni seperti firman Allah “kalian harus takwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan ilmu”
Jadi 4 sifat yang biasa, apabila ada di hati salah satunya maka bakal tidak ada lawannya. Dan bagi orang yang ingin mempunyai sifat terpuji, yaitu harus mengetahui lawannya, yaitu yang cacad (jelek).
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (Hikmah Ketiga Belas)