Keterangan yang diterima dari Sayyidina Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda pada suatu hari kepada iblis ‘alaihil la’nat:
“Ada berapa musuh kamu dari golongan umatku?”
Maka iblis menjawab, Ada 20 golongan, yaitu:
- Engkau wahai Muhammad, karena sebenar-benarnya aku benci kepadamu.
- Orang yang punya ilmu (‘alim) yang mengamalkan ilmunya, dan orang-orang ahli kebaikan.
- Hamilul quran, maksudnya yang menghapal Al Quran dan mengamalkan isinya. Rasulullah saw bersabda, “Semua orang yang hapal Al Qur’an akan menjadi pengurus bagi ahli surga di hari kiamat. Dan para syuhada akan menjadi penuntun ahli surga, dan para Nabi akan menjadi pemimpin (sayyid) di surga.
- Orang yang adzan karena Allah pada shalat yang lima waktu. Nabi Muhammad saw bersabda, “Orang yang adzan karena mengharapkan dengan adzannya mendapatkan keridhaan Allah swt, dia akan mendapatkan ganjaran seperti orang yang mati syahid yang berlumuran darah. Apabila meninggal mayatnya tidak akan busuk dimakanin belatung di dalam kubur.”
- Orang yang suka kepada orang faqir, orang miskin dan anak yatim. Nabi Muhammad saw bersabda, “Duduk berkumpul dengan orang faqir adalah setengah dari tawadhu’, dan itu lebih utama daripada jihad.” HR Imam Dailami. Nabi saw juga bersabda, “Sebenar-benarnya tetap pada suatu perkara ada kuncinya (untuk membuka), dan kuncinya surga adalah menyukai kepada orang-orang miskin dan orang faqir.
- Orang yang punya hati sering kasihan dalam semua urusan ‘abdinya Allah, apalagi kepada ahli maksiyat.
- Orang yang tawadhu’ terhadap yang haq. Menurut Imam Qusyairi tawadhu’ itu artinya pasrah terhadap perkara yang haq dan meninggalkan yang menentang hukum islam.
- Anak muda yang mengisi pertumbuhan umurnya dengan tha’at kepada Allah (dari keci sampai besar).
- Orang yang makan barang halal. Menurut Ibnu ‘Abbas bahwa Allah tidak akan menerima shalatnya seseorang yang di dalam perutnya ada sesuap makanan haram.
- Dua pemuda yang saling mencintai atau bersahabat di jalan Allah, sampai keduanya meninggal.
- Orang yang menjaga shalatnya secara berjamaah. Nabi saw bersabda, “Shalatlah kalian semua di belakang orang yang bagus akhlaknya dan yang buruk”
- Orang yang shalat malam ketika orang lain sedang tertidur. Rasulullah saw bersabda, “Shalatlah kalian pada malam hari walaupun dengan 4 rakaat. Harus shalat kalian walaupun 2 rakaat. Apabila ada di sebuah rumah ahli rumah (penghuninya) yang sering shalat malam, maka akan ada yang memanggil kepadanya, ‘Hai ahli rumah (penghuni), segeralah bangun untuk melakukan shalat.’”
- Orang yang mengekang atau menahan diri dari ucapan dan perbuatannya dari yang haram.
- Orang yang sering memberi nasihat. Atau orang yang sering mengajak saudaranya, sahabatnya dan yang lainnya, dan tidak ada sedikitpun di dalam hatinya untuk menipu. Menurut Syeikh Bisyri bin al Harits bahwa dirinya bermimpi bertemu dengan Nabi saw, didalam mimpinya tersebut Nabi mengatakan kepadanya atas sebab apa Allah swt meninggikan dirinya (Syeikh Bisyri) dari teman-temannya. Kemudian Nabi mengatakan, “Disebabkan karena kamu mengikuti sunnahku, dan sering meng khadam (melayani) orang-orang shalih, sering memberi nasihat kepada sauadra-saudaramu, mencintai para sahabatku dan keluargaku. Nah inilah yang bisa membuat kamu sampai ke tempat orang-orang yang baik.”
- Orang yang selamanya punya wudhu (bersuci), maka bagi dirinya akan dituliskan 10 macam kebaikan. Menurut Syeikh al hifni bahwa orang yang berwudhu dan membuatnya suci maka akan dituliskan baginya 10 wudhu, dan satu wudhu itu adalah 700 kebaikan. Karena sebenar-benarnya kelipatan yang paling sedikit adalah 700, sambil melebihi dari 10 lipatan, yang dituturkan pada firman Allah swt, “Orang yang membawa satu kebaikan, maka baginya adalah 10 kali lipat kebaikan.
- Orang yang suka memberi. Siapa saja orang yang memberikan sebagian hartanya dan menyimpan yang sebagiannya (untuk dirinya), maka dia memiliki sifat sakha (dermawan). Siapa saja orang yang memberika hartanya lebih banyak, dan menyisakan yang sedikit untuk dirinya, maka dia memiliki sifat jud. Dan siapa saja orang yang mengalami darurat dan dia memilih orang lain dari rizkinya, maka dia memiliki sifat iitsar (mementingkan orang lain daripada dirinya).
- Orang yang bagus akhlaknya, yaitu berbudi pekerti yang bagus, ramah, memberikan kelebihan hartanya kepada orang lain.
- Orang yang membenarkan terhadap perkara yang sudah ditanggung Allah dari rizkinya. Menurut para ulama bahwa ada 4 perkara yang tidak akan mengalami perubahan sama sekali, yaitu umur, rizki, ajal, dan kesenangan serta musibah (kesulitan).
- Orang yang berbuat kebaikan kepada wanita yang tidak ada yang menafkahi (bertanggung jawab kepada wanita tersebut), misalnya wanita jompo dan faqir. Serta ditutup semua, artinya tidak diperlihatkan kepada lelaki lain. Rasulullah saw bersabda, “Orang yang berbuat kebaikan dengan menolong janda jompo dan orang miskin, dia seperti orang yang jihad fisabilillah atau seperti orang yang berdiri shalat pada malam hari dan yang sering puasa di siang hari.” HR Imam Ahmad dan Imam Bukhari dan Muslim
- Orang yang mempersiapkan kematiannya dengan membekali diri dengan beramal shalih.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar