Munajat Kepada Allah (Allah Maha Pengampun)

Ya Allah, orang yang terbukti macam-macam kebaikannya dicampuri dengan macam-macam keburukan. Maka bagaimana tidak akan terbukti dicampur dengan keburukan, macam-macam keburukannya tersebut. Artinya orang yang bagus sifatnya, maka itu hakikatnya dicampur dengan kejelekan. Sebab orang yang mendapat pujian, keburukannya ditutupi. Jadi bukan tidak ada keburukan, tetapi keburukannya ditutupi oleh Allah swt. Maksudnya jangankan orang yang […]

Munajat Kepada Allah (Allah Maha Kuasa, Maha Melihat, Maha Mendengar)

Ya Allah, sangat aneh Engkau dekat denganku, dengan penglihatan-Mu, pendengaran-Mu, penjagaan-Mu dan rahmat-Mu. Dan betapa jauhnya aku dari-Mu, aku sangat teledor dan tidak bisa berbakti yang sempurna. Aku sangat berterima kasih terhadap kebaikan Engkau. Ya Allah, alangkah sangat sayangnya Engkau kepada diriku, maka apa yang menghalangi aku dari-Mu. Tidak ada yang menghalangiku untuk berbakti kepada-Mu, […]

Munajat Kepada Allah (Berprasangka Baik Kepada Allah)

Ya Allah, bagaimana Engkau akan membalikkan diriku untuk mengurus diriku, sedangkan Engkau sudah menjamin diriku. Dan bagaimana aku akan hina, sedangkan Engkau yang menolongnya. Dan bagaimana aku akan rugi, sedangkan Engkau sayang kepadaku. Kita harus berprasangka baik (husnudhan) kepada Allah swt, yaitu memasrahkan diri dengan mengharapkan dirinya dijaga dan diurus sampai dengan bahagia, dan tidak […]

Munajat Kepada Allah (Manusia Itu Memiliki Banyak Kekurangan & Allah Maha Kuasa)

Ilaahii minnii maa yaliiqu bilaumii waminka maa yaliiqu bikaramika. Ya Allah, pasti dari diriku banyak perkara yang pantas dicela, dan pasti dari-Mu banyak perkara yang pantas yang sesuai dengan kemulyaan-Mu. Manusia itu harus menyatakan diri memiliki banyak kekurangan, sesuai dengan keadaan ‘abdinya Allah yang Maha Kurang, dan menyatakan bahwa Allah penuh dengan segala kesempurnaan yang […]

Keutamaan Munajat Kepada Allah

Ilaahii annakh tilaafa tadbiirika sur’ata huluuli maqaadiirika man’an ‘ibaadakal ‘aarifiina bika ‘anissyukuuti ‘ilaa ‘athaa in walya’si minka fii balaain. Ya Allah, sebenar-benarnya dari rubah-rubahnya aturan-Mu dan datangnya takdir-Mu. Maka dua-duanya ini nahan ke ‘abdi-Mu yang  ma’rifat dengan merasa tenang terhadap pemberian-Mu, dan menahan putus asa dari-Mu disebabkan datangnya musibah. Artinya ahli ma’rifat tidak merasa tenang […]