Selulosa.
Selulosa (C 6 H 10 O 5 ) n adalah karbohidrat polisakarida polimer rantai panjang dari beta-glukosa, dan sejauh ini merupakan senyawa organik (mengandung karbon) paling melimpah di Bumi.
Selulosa membentuk komponen struktural utama tumbuhan hijau. Dinding sel utama tanaman hijau terutama terbuat dari selulosa; dinding sekunder mengandung selulosa dengan jumlah lignin yang bervariasi. Lignin dan selulosa, dianggap bersama, disebut lignoselulosa, yang (seperti kayu) adalah biopolimer paling umum di Bumi. Sementara manusia tidak dapat mencerna selulosa, banyak hewan berkuku genap dan rayap dapat mencerna selulosa melalui hubungan simbiosis yang saling menguntungkan dengan mikro organisme tertentu yang dapat memecah selulosa menjadi bentuk yang dapat digunakan.
Seperti polisakarida pati dan glikogen, selulosa juga merupakan polimer glukosa, tetapi unit monosakarida yang berulang adalah β-glukosa. Karena kestabilan ikatan β-glikosidiknya, selulosa merupakan bahan struktural yang sangat baik yang dapat menahan kondisi lingkungan yang keras.
Selain perannya sebagai bagian dari lingkungan alam, selulosa dan turunannya memberikan manfaat langsung bagi manusia, digunakan untuk pakaian, kertas, dan serat makanan, serta dalam produksi plastik, rayon, dan perekat. Selulosa digunakan untuk produksi beberapa polimer sintetik pertama.
Kimia
Monomer selulosa (β-glukosa) dihubungkan bersama melalui 1â†'4 ikatan glikosidik melalui kondensasi. Selulosa adalah polimer rantai lurus: tidak seperti pati, tidak ada gulungan yang terjadi, dan molekulnya mengadopsi konformasi seperti batang yang diperpanjang. Dalam mikrofibril , beberapa gugus hidroksil pada residu glukosa mengikat hidrogen satu sama lain, menahan rantai dengan kuat bersama dan berkontribusi pada kekuatan tariknya yang tinggi. Kekuatan ini penting dalam dinding sel, di mana mereka menyatu menjadi matriks karbohidrat , membantu menjaga sel tumbuhan tetap kaku [...]
