Hutan hujan adalah ekosistem dengan keanekaragaman hayati terbanyak di bumi
Keanekaragaman hayati atau keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman hayati, mulai dari tingkat gen hingga spesies. Pertama kali diciptakan pada konferensi tahun 1986 dan kemudian digunakan pada tahun 1988 dalam buku BioDiversity, diedit oleh EO Wilson, istilah tersebut semakin populer dan digunakan secara luas dalam ilmu pengetahuan dan kebijakan konservasi.
Keanekaragaman hayati menawarkan banyak manfaat: ekologi, ekonomi, ilmiah, dan moral. Meskipun demikian, ada kecenderungan keanekaragaman hayati yang lebih rendah sebagai akibat dari tindakan manusia, karena monokultur dipromosikan di bidang pertanian, habitat diganti melalui penggunaan komersial dan perumahan, dan spesies menjadi semakin punah. Kepunahan spesies telah menjadi begitu nyata sehingga ada kekhawatiran bahwa kita sedang menyaksikan awal dari kepunahan massal yang baru. Salah satu tantangan yang dihadapi masyarakat adalah mengukur keanekaragaman hayati dan memahami cara terbaik untuk membuat peraturan dan iklim moral yang mendukung pemeliharaan keanekaragaman hayati dan pembangunan manusia.
Etimologi
Keanekaragaman hayati adalah neologisme (kata, istilah, atau frasa yang baru dibuat), secara harfiah berarti biologis dan keanekaragaman.
Istilah keanekaragaman hayati diciptakan oleh Thomas Lovejoy, seorang ahli biologi tropis dan konservasi. Kata keanekaragaman hayati sendiri diciptakan oleh WG Rosen pada tahun 1985 saat merencanakan Forum Nasional Keanekaragaman Hayati tahun 1986, yang diselenggarakan oleh National Research Council (NRC). Istilah ini pertama kali muncul dalam sebuah publikasi pada tahun 1988 ketika ahli entomologi EO Wilson menggunakannya sebagai judul prosiding (Wilson 1988) dari forum tersebut (Wilson 1992). Kata keanekaragaman hayati dianggap lebih efektif dalam hal komunikasi daripada keanekaragaman hayati.
Sejak 1986, istilah dan konsep tersebut telah digunakan secara luas di kalangan ahli biologi, lingkungan, pemimpin politik, dan warga negara yang peduli di seluruh dunia. Penggunaan ini bertepatan dengan perluasan perhatian atas tingkat kepunahan yang diamati dalam dekade terakhir abad kedua puluh [...]