Nabi Ibrahim ditanya: “Lantaran (alasan) apa Allah menjadikan engkau kekasih-Nya (khalil).”
Nabi Ibrahim menjawab: “Disebabkan oleh tiga perkara, yang pertama adalah aku sudah memilih perintah Allah swt melebihi perintah selain Allah (aku tidak memilih perintah selain Allah, dan tidak mengakhirkan perintah Allah).
Yang kedua adalah aku tidak memerlukan perkara yang sudah ditanggung oleh Allah untukku. Artinya aku tidak menjalankan urusan atau perkara yang sudah ditanggung oleh Allah untukku (rizki).
Dan yang ketiga adalah tidak semata-mata makan di waktu sore dan waktu pagi kecuali dengan tamu (bersama tamu).”
Diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim sering melakukan perjalanan sekitar 1 mil atau 2 mil, untuk mencari orang yang akan makan bersama dengan dirinya.
Manusia seharusnya lebih mengutamakan melaksanakan perintah dari Allah, dibandingkan dengan melaksanakan perintah dari yang lainnya. Misalkan ketika waktu shalat tiba, kita harus segera melaksanakan shalat dan menghentikan aktivitas pekerjaan kita, ketika waktu shalat jumat tiba kita harus menghentikan segala aktivitas kerja, entah itu perdagangan, pekerjaan kantor, dan lain sebagainya.
Kita juga diharuskan untuk tidak mengakhirkan perintah-perintah Allah, misalnya mengakhirkan shalat karena lebih mendahulukan perintah bos atau majikan
Rizki adalah suatu hal atau perkara yang sudah ditanggung oleh Allah. Jangankan manusia, hewan saja pasti diberi rizki oleh Allah, padahal hewan tidak mempunyai akal. Oleh karena itu, manusia tidak harus pusing dan bingung dengan rizki, karena rizki itu sudah ditanggung oleh Allah. Rizki itu pasti akan datang kepada kita, kita hanya diharuskan untuk berikhtiar.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar