Terkadang Allah membukakan pintu tho’at kepada kita, tapi Allah tidak membukakan untuk kita pintu penerimaan. Dan terkadang pasti Allah kepada kita terhadap dosa, maka dosa itu jadi sebab dalam wusul.
Penjelasan : Orang yang tho’at kepada Allah jangan merasa ‘ujub, dan jangan berpatokan terhadap bisanya melakukan tho’at. Sebab terkadang Allah membukakan untuk kita pintu tho’at saja, sedangkan pintu penerimaannya ditutup. Apabila kita bisa tho’at, maka harus sambil mengoreksi terhadap macam-macam tingkah atau perbuatan yang bisa membatalkan terhadap ganjaran atau pahala tho’at.
Dan harus benar-benar sehingga kita merasakan buahnya tho’at, seperti merasa tenteramnya hati, tidak ada yang ditakuti kecuali Allah, ridho terhadap pemberian atau bagian dari Allah.
Apabila melakukan ma’siyat, jangan sampai putus asa, sehingga jadi lebih jauh dari Allah. Tetapi kelakuan ma’siyat yang sudah terjadi harus dijadikan jalan untuk wusul ke Allah. Sebab terkadang Allah menjadikan dosa yang dilakukan oleh manusia sebagai jalan untuk wusulnya manusia kepada-Nya.
Di dalam hadis Rasulullah rubba shooimin laisya lahu min shiyaamihi illal juu’u wal’atsu waqooimin laisa lahu min qiyaamihi illassahru, banyak orang yang berpuasa, tidak ada bagiannya hasil puasa kecuali lapar dan dahaga, dan banyak orang yang bangun malam untuk shalat, tapi tidak ada bagiannya kecuali hanya bangun saja. Oleh sebab itu kita jangan ‘ujub dan menjadikan ‘amal sebagai patokan.
Dan hadist Rasulullah : “banyak dosa yang menjadikan masuk ke surga. Lalu para sahabat bertanya bagaimana kejadiannya. Lalu Rasul menjawab orang yang berdosa, dia tidak henti-hentinya bertaubat, dan menjauhi dosa tersebut sampai meninggal, lalu dimasukkan oleh Allah ke dalam surga.”
Diambil dari kitab Al Hikam karangan Assyeikh al Imam Ibni ‘Athoillah Assukandari (hikmah kesembilan puluh tiga)