Keterangan yang diterima dari Sayyidina Ustman Radhiyallaahu ‘anhu: “Siapa saja orang yang meninggalkan dunia, yaitu seperti menyedikitkan kenyang dan makan, maksudnya tidak mementingkan isi perut yang berlebihan (hanya sekedarnya saja/hanya secukupnya perut saja), dan tidak senang atau suka dengan pujian dari sesama manusia, maka akan dicintai oleh Allah swt, karena orang tersebut sudah meninggalkan riya dan meninggalkan perkara yang bisa membuat Allah benci.”
“Dan siapa saja orang yang meninggalkan dosa-dosa, maka akan dicintai oleh malaikat-malaikat. Karena orang tersebut tidak menyulitkan malaikat Katabah, yaitu yang menuliskan macam-macam amal buruk (dosa). Dan siapa saja orang yang memutuskan thoma’ dari sesama muslimin, maka akan dicintai oleh sesama muslimin, sebab orang tersebut tidak membuat keruh kepada sesama muslimin.”
Ketika kita hidup di dunia, hendaknya kita tidak terlalu disibukkan dengan urusan keduniawian, apalagi sampai meninggalkan akhirat. Ketika kita makan hendaklah kita tidak terlalu berlebihan, artinya hanya sekedar memenuhi kebutuhan perut saja, hanya memenuhi lapar saja, dan berhentilah makan sebelum kenyang. Niatkanlah ketika mengisi perut atau makan itu, agar dengan makan tersebut kita jadi bisa kuat ibadah atau kuat dalam melaksanakan segala perintah Allah.
Biasakanlah agar kita tidak senang dengan pujian dari sesama manusia, karena biasanya apabila sering dipuji kita jadi terlena dan lupa daratan. Padahal sebenarnya yang harus mendapat pujian itu adalah Allah, karena segala puji adalah milik Allah.
Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibaad karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin ‘umar