Beginilah Keadaan manusia pada hari kiamat

Manusia itu akan dihimpun dalam tiga jalan, yaitu:

  1. Dalam keadaan mengharap dan cemas.
  2. Dua orang naik seekor unta, tiga orang naik seekor unta, empat orang naik seekor unta dan sepuluh orang naik unta.

Bilangan-bilangan ini merupakan perincian tingkatan mereka dengan cara kinayah dan perumpamaan. Jadi maksudnya adalah orang yang lebih tinggi derajatnya dan lebih sedikit perserikatannya dalam naik unta, lebih tinggi kecepatannya dan lebih jauh mendahului.

Jika ada yang bertanya, “Naik unta dua orang dan semisalnya itu bersama-sama atau bergantian?” maka jawabannya, “Dengan cara bergantian.” Tetapi yang lebih tepat adalah diartikan dengan cara bersama-sama. Karena kalau bergantian, berarti dua orang atau tiga orang bukan naik di atas seekor unta menurut arti sebenarnya.

Kemudian disebutkan hanya sampai bilangan 10 adalah suatu isyarat bahwa 10 itu adalah jumlah tertinggi dari orang yang naik di atas seekor unta. Unta yang mampu membawa 10 orang itu termasuk suatu hal yang menakjubkan dari ciptaan Allah, seperti unta Nabi Shalih yang kuat mengangkut beban yang unta lain tidak ada yang sanggup mengangkutnya.

Adapun tidak disebutkan lima, enam dan seterusnya sampai sepuluh untuk meringkas pembicaraan. Juga tidak disebutkan pada orang-orang sabiqin seseorang yang naik sendirian, karena yang dimaksud disini mengenai kata ‘manusia’ adalah selain mereka yang khawash (orang-orang khusus). Mungkin saja naik seorang di atas seekor unta itu adalah tingkatan para Nabi dan Wali.

Dan sisanya dihimpun ke neraka, mereka inilah golongan ketiga. Api berqailulah bersama mereka, ulama berkata, “Qailulah artinya tidur waktu dhuhur.” Bermalam bersama mereka, berpagi-pagi bersama mereka dimana mereka berada pagi itu, bersore-sore bersama mereka dimana mereka bersore-sore. Yakni api selalu menyertai golongan ketiga dalam segala keadaan mereka. Mereka adalah orang-orang kafir.

Menurut para ulama bahwa pengumpulan dan penghimpunan mereka itu terjadi menjelang kiamat dalam keadaan hidup di dunia menuju Syam, berdasarkan kata qailulah dan bermalam. Karena hal-hal seperti ini hanya ada di dunia. Lagi pula manusia dibangkitkan dari kubur dalam keadaan tanpa alas kaki dan tidak disebutkan bergantian. Dan ini merupakan tanda kiamat yang terakhir, sebagaimana disebutkan dalam hadis:

“Terakhir dari tanda-tanda kiamat itu adalah api yang datang dari tengah-tengah Aden dan menghalau semua manusia ke tempat penghimpunan mereka.”

 

Sumber: Durrotun Nasihin

 

 

Scroll to Top