Sebutkan Shalat Rawatib Muakkad dan Ghairu Muakkad

Telah warid dari Nabi saw yang dinyatakan dalam beberapa hadis sahih, yaitu beliau telah memerintahkan para sahabatnya agar setelah selesai shalat sunat membaca doa di bawah ini seratus kali, supaya diberi rezeki yang banyak Laa ilaaha illallaahul malikul haqqul mubiina, subhaanallaahi wabihamdihii subhaanallaahil ‘adhiimi astaghfirullaah.

Boleh mengakhirkan sunat rawatib qabliyah dari fardunya dan waktunya tetap ada’ (sebab sudah termasuk dengan waktu shalat fardunya).

Ta’khir itu kadang-kadang disunatkan. Misalnya datang ke suatu masjid, namun shalat sudah diiqamahkan atau sudah mendekati waktu iamah, sehingga bila dia melaksanakan shalat sunat rawatib tentu akan tertinggal mengikuti takbiratul ihram. Maka makruh melaksanakan shalat sunat rawatib waktu itu. Tidak boleh mendahulukan sunat ba’diyah atas shalat fardu, sebab belum masuk waktunya; tidak boleh pula setelah habis waktu fardu, menurut kaul yang termasyhur.

Sunat rawatib muakkad ada sepuluh rakaat, yaitu:

  • Dua rakaat sebelim subuh.
  • Dua rakaat sebelum Lohor dan sesudahnya.
  • Dua rakaat sesudah magrib
  • Dua rakaat setelah isya

Sunat rawatib yang tidak muakkad ada 12 rakaat, yaitu:

  • Dua rakaat sebelum dan sesudah Lohor.
  • Empat rakaat sebelum Asar.
  • Dua rakaat sebelum magrib.
  • Dua rakaat sebelum Isya.

Demikianlah, telah kami paparkan tentang keutamaan doa yang dilakukan setelah selesai melaksanakan shalat sunat, serta jenis-jenis atau pembagian shalat sunat rawatib yang muakkad dan tidak muakkad. Semoga penjelasan dari kami di atas bisa memberikan manfaat bagi kita semua di dunia dan di akhirat.

Scroll to Top